melanjutkan tulisan sebelumnya sy kemudian berfikir lagi bahwa betul sekali dalam hidup ini amat mudah semuanya secara tiba-tiba bisa direnggut dari kita, termasuk diri kita dan orang2 ataupun sesuatu yang kita sayangi,
Baru-baru ini sy dapat sms bahwa kakak teman ku meninggal dunia beliau ingin secepatnya pesan tiket ke saya utk keberangkatan esok harinya, im began to sense again, sy bisa bayangkan perasaannya, begitu tiba-tiba, subhanallah amat mudah bagi Allah.
—–
sy memohon kepada Allah supaya tulisan kali ini bisa memperbaiki mindset saya dan pembaca tentang dunia yang kita kejar siang dan malam demikian jg terhadap hal2 duniawi yg kita cintai “dengan sangat” selama ini.
Pasti pernah sesekali kita sadar dan berfikir klo semua yg kita cintai itu hanya sementara?Kemudian dia akan pergi berpisah dengan kita? Lalu kita takut kemudian sedih dan kita tidak mau kalau itu menimpa kita? Lalu kemudian kita berusaha untuk membuang pikiran tersebut sejauh mungkin yang kita sanggup..??
Iya memang betul sejenak saat itu kita sadar, terus dikarenakan dinamika hidup dengan segala macam ragamnya kita lalu meninggalkan pikiran2 itu lg dan kemudian kembali lupa, lupa bahwa semua yg kita miliki ini akan diambil kembali dari kita tdk peduli seberapa cintanya kita terhadap sesuatu tsb,
termasuk mungkin kita akan kembali lupa bahwa kematian itu laa yasta’khiruuna sa’atan wa laa yastaqdimuwn (Al-Ayah):
tidak dapat dimundurkan walau beberapa saat pun dan tidak dapat dipercepat, semua sudah ditentukan Allah, tanpa kita pernah tau kapan..
kita ini tidak kekal semua ini hanya sementara
——
intinya adalah distraction, Baiklah skarang sy mau bilang bahwa di dunia ini dibalik itu semua sebenarnya kita berada di sebuah wilayah distraction (pengalihan), ijinkan sy menyederhanakan bahasanya dengan menyebutnya“ilusi” atau penipuan diri,
mengerti maksud saya..?
coba perhatikan! Kalau kita mau sadar, sebenarnya semua yang kita lihat kebanyakan hanya sebuah distraction, kita makan, minum, tidur, buang air, kita jatuh cinta, berteman,bergaul, melihat pemandangan,kita sekolah,termasuk anak,istri,suami, orang tua kita atau teman kita, dan interaksi kita terhadap mereka dan masih banyak lagi hal lainnya yang kita hadapi sehari-hari yg sifatnya duniawi semua itu adalah distraction, sebuah bentuk pengalihan dan penipuan diri, dia semacam suntikan candu yang membalikkan pikiran kita tentang kematian, iya dia yg mengalihkan kita dr sesuatu yg pasti akan datang, sesuatu yg memutus kelezatan dunia yakni kematian,
dia(distraction) membantu kita sejenak melupakan semua tentang adanya perpisahan-perpisahan tersebut, termasuk adanya perpisahan dengan orang2 yg kita sayangi itu akan pasti terjadi..
bolehlah kalau saya katakan Entry pointnya adalah APA2 YG membelokkan pikiran KITA DARI KEMATIAN adalah distraction dia hanya ilusi bukan yg sebenarnya dia mengalihkan pikiran kita dari hakikat kehidupan kita yg besar yang sebenarnya yang akan kita tempuh nantinya setelah kematian,
maka mafhumnya sebaliknya apa2 yg mengingatkan kita kepada kematian kepada kehidupan yg abadi akhirat berupa ayat2 Allah, hadits dan ilmu agama termasuk belajar agama, kabaikan-kabaikan yang mendatangkan manfaat, amalan shalih, sedekah, tolong menolong di jalan Allah adalah hakikatnya nyata adanya, dialah yang sebenarnya yg lebih nyata.
Bukankah para ulama menjelaskan bahwa “harta kita yg sebenarnya” adalah harta yg kita sedekahkan!? dan bukankah juga Allah sudah menyinggungnya di dalam Alquran (surah: muhammad)
إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ (٣٦)
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.
kenapa ada distraction?
Sy tidak pernah bilang kita harus menghapus distraction dari pikiran kita, kita tidak akan bisa menghapusnya, dia bukan untuk dinafikan atau dihilangkan. dia adalah bagian dari hikmah2 Allah yang amat besar, dan pelajaran yg luar biasa bagi orang yg berfikir,
Saya sangat tertegun saat membaca kitab syaikh ibn utsaimin seorang ulama besar ketika beliau menafsirkan surah al-kahfi beliau berkata (redaksi yg kira2 begini)
sejenak kita dibuat lupa bahwa sebenarnya sebentar saja kita ini hidup kemudian setelah itu kita akan mati lalu kita akan dibangkitkan lalu dihisab(amal kita dihitung) dst., bentuk pelupaan itu adalah suatu kenikmatan dari Allah, dan jika kenikmatan itu disingkap maka tentunya kita akan hidup di dunia ini dengan ketakutan yang sangat (kita akan selalu dibayang2i dengan perpisahan yg menyakitkan)..
yang membedakan setiap orang adalah cara pandangnya terhadap distraction, mengerti kan maksud sy? Yg membedakan manusia satu dengan yg lainnya adalah seberapa besar pengaruh distraction terhadap dirinya, bisa jadi ada orang yg distraction tersebut betul2 sangat besar mengalihkan pikirannya hingga berlebihan ia melupakan kematian maka hiduplah dia di dunia ini dengan seenak perutnya sendiri tanpa batasan agama dikarenakan ketidaksadarannya yang besar.
Apa yang harus kita tempuh?
sesaat mengingat kematian dan perpisahan membuat kita terdiam, dalam hidup ini kita butuh pemahaman, something that make us strong, sebuah pola pikir yang baik untuk menghadapi semua kenyataan itu biar kita sadar,siap dan biar kita kuat “tidak sedih”
iya fine untuk menghadapi hidup, memang kita banyak yg sudah sadar utk memotivasi diri kita ke arah kebahagiaan hidup,ketenangan, kedamaian,pengendalian diri, kebimbangan dll melalui motivasi oleh para motivator, tapi taukah kita itu semua belum cukup menyadarkan kita tentang hakikat semua hal yang besar selain perkara dunia ini? That i mean about our life, mereka motivator belum cukup membuat kita sadar, motivasi tersebut hanya pelengkap , kita butuh agama, kita butuh pengajian, kita butuh Al-Quran, kita butuh orang2 yang paham agama untuk mengajarkan kita Alquran tentang tujuan hidup kita yang sesungguhnya..
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
yg terpenting menurutku adalah skarang kita harus tau bahwa tentang semua ini kita harus sadar dengan kesadaran yang syar’i, kesadaran yang disebutkan di dalam Al-Quran di surah Al qashash :
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (٧٧)
dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
nah sekarang kita sadar, mindset yang paling baik adalah kesadaran bahwa kedudukan dunia hanya sekedar jangan lupa dan akhirat adalah yang harus dikejar , bukan sebaliknya..
(bersambung, insya Allah)
sumber: www.rezamaulana.com